Peran Bohir Pilkada Lampung Diangkat Diskusi Publik di Kampus UMITRA

Peran Bohir Pilkada Lampung Diangkat Diskusi Publik di Kampus UMITRA

Rizal SN

Penulis

Terkinidotid Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Terkini, Bandar Lampung -- Kampus UMITRA akan membedah peran "Bohir" dalam setiap pemilihan kepala daerah (PILKADA) di Lampung.

Acara itu, dibuka untuk umum di Gedung Rektorat UMITRA, di Jl. ZA Pagar Alam, Gedongmeneng pada Rabu besok, 8 Mei 2024.

Menurut panitia, Agus Setiyoso, sub topik dialog adalah keberadaan bohir yang selama ini sangat mempengaruhi calon kepala daerah.

"Isu ini menarik karena sudah menjadi fenomena pada setiap ada Pilkada," kata Agus Setiyoso, Selasa, 7 Mei 2024.

Untuk mengulas persoalan itu, pihaknya telah menggundang beberapa tokoh yang selama ini punya kompetensi untuk berbicara, di antaranya;

Dr. H. Ike Edwin, SIK, SH, MH (Mantan Kapolda Lampung/pernah calon walikota Bandar Lampung), MM., Dr. Andi Surya (mantan anggota DPR RI/Anggota DPD RI/pernah calon walikota Metro), dan Dr. Wendy Melfa (mantan Bupati Lampung Selatan), dan Ahmad Muslimin, aktivis sosial politik yang kini sedang mendaftar calon gubernur Lampung.

Agus berharap diskusi tersebut mampu membangun kesadaran publik, bahwa Pilkada di Lampung punya peran strategis dalam menciptakan iklim berdemokrasi yang ideal.

"Dinamika politik didaerah harus berjalan secara demokratis dan rakyat bisa mengambil hikmah dari pilkada nantinya," ujar Agus menerangkan.

Bohir Pilkada Lampung

Peran atau keberadaan bohir dalam peta politik, sering muncul pada Pilkada Lampung. Bahkan, kosa kata "bohir" sempat menjadi isu sensitif yang menjurus pada hal negatif-- money politics.

Dalam konteks politik, bohir diartikan sebagai pemberi atau pemilik modal yang membiayai kegiatan politik. Arti bohir sesungguhnya berasal dari kata Bouwheer berasal dari bahasa Belanda yang berarti pemberi tugas, atau pemilik proyek (owner).

Di Lampung, dalam percakapan sehari-hari Bohir dimaksud adalah sebuah perusahaan besar, yang menguasai ratusan hektar kebon tebu di Tulang Bawang, dan beberapa wilayah lainya.
ebu.

Dan, diakui atau tidak -- kata "kebon" atau "bohir Pilkada" kini menjadi renyah diucapakan oleh para politisi dan rakyat jelata diruang-ruang obrolan publik.