Sekjen DPP Partai Golkar Lodewijk Bagikan ADP Warga Pringsewu
Komentar

Sekjen DPP Partai Golkar Lodewijk Bagikan ADP Warga Pringsewu

Komentar

Terkini.id, Bandar Lampung -Penyebaran virus corona telah berdampak pada kelangkaan sejumlah alat pelindung diri, seperti masker, cair sanitizer, dan obat-obatan.

Fenomena inilah yang membuat rasa keprihatinan anggota DPR RI H. Lodewijk F Paulus.

Ia mengaku warga masyarakat mulai memerlukan, sementara bahan sulit dicari dipasar.

H. Lodewijk F. Paulus dengan timnya di Lampung, lalu mengirim ribuan obat berupa vitaman C, masker, dan sanitizer.

Pembagian APD (alat pelindung diri) itu, akan dikhususkan pada warga desa, sekaligus mengedukasi bagi yang belum mengetahui tentang bahaya virus corona.

Senin, (6 April 2020) kemarin, misalnya Sekjen DPP Partai Golkar H. Lodewijk Paulus menyerahkan 25 ribu alat pelindung diri untuk memutus penyebaran pademi covid-19 ke Kantor Berita RMOLLampung.

Bantuan itu tablet vitamin C, 6000 masker dan ratusan botol hand sanitizer berbentuk cair dan gel.

“Kami berharap, titipan obat-obatan dari Pak Lodewijk ini bisa sampai kepada warga kita yang memang membutuhkan pertolongan,” kata Ali Imron, mewakili Lodewijk F Paulus saat penyerahan di kantor RMOL.Id, Senin 6 April 2020.

Sanitizer dan vitamin itu, kata Imron sesuai amanat Lodewijk, untuk dibagi ke warga masyarakat yang membutuhkan. Khususnya, Pringsewu, Pesawaran, Tanggamus, Metro, dan Pesisir Barat.

H. Lodewijk juga menitipkan pesan agar masyarakat menjaga kebersihan, jangan keluar rumah jika tak penting, juga senantiasa olah raga untuk tetap menjaga kebugaran.

“Kita berharap wabah ini segera berakhir sehingga bersama dapat melaksanakan puasa pada Bulan Suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1441 H,” ujar H. Lodewijk yang ditirukan oleh Ali Imron.

Herman BM, Pimred RMOL Lampung menyambut baik dan terimakasih atas apresiasi TNI Letnan Jenderal TNI H. Lodewijk Freidrich Paulus tersebut.

Kantor Berita RMOLLampung akan membagikan semua yang diamanahkan H. Lodewijk kepada masyarakat yang terpaksa tetap bekerja, seperti ojol dan pedagang kaki lima. (Bambang SBY)